Featured Post 5

Internet dan perekonomian di Indonesia

Written By Kangkiko on Minggu, 22 Januari 2012 | 19.37

Pada tahun 2010,1,6% APBN kita disumbang dari Industri internet
Google mengeluarkan situs riset terbaru,value of the web. Sebuah situs yang dirancang untuk mengumpulkan berbagai hasil penelitian dari seluruh dunia tersebut akan mengamati berbagai perkembangan terbaru dari internet terhadap laju perekonomian. (sidomi.com). 

Beruntung,pada salah satu riset yang ada,Indonesia termasuk salah satu negara yang sudah di survei. Menurut survei tersebut,I nternet memberikan kontribusi 116 Trilyun rupiah perekonomian Indonesia saat ini. Hal ini diproyeksikan akan tumbuh pada tingkat tiga kali lebih cepat sebagai ekonomi secara keseluruhan selama lima tahun ke depan, dan akan meningkat Rp 57 triliun jika pemerintah menggalakkan bisnis online, investasi dalam melek digital / pendidikan dan meningkatkan akses internet mobile.


Timeline trend teknologi di Indonesia
Pertumbuhan Internet di Indonesia telah didorong oleh penurunan tajam harga ponsel sehingga penggunaan jaringan sosial semakin luas. Pemicunya adalah pengenalan mobile broadband dan Facebook pada tahun 2006. Sejak itu, peningkatan fungsi jaringan sosial yang diikuti dari pengenalan produk disesuaikan dengan pasar Indonesia telah memastikan popularitas mereka tetap tinggi dalam menghadapi persaingan kuat dari platform Internet lainnya seperti pencarian dan agregator konten.

Ada perbedaan dalam penetrasi Internet di seluruh kelompok pendapatan dan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Sensitivitas harga merupakan isu kunci yang menghambat Internet. Tingginya biaya PC dan Internet berlangganan,menyebabkan rumah tangga dan masyarakat berpendapatan rendah lebih memilih menggunakan internet mobile.
Meskipun harga komputer telah jatuh, mereka tetap relatif tinggi terhadap pengeluaran konsumen tahunan per kapita, yaitu sekitar US $ 1.800 (Rp 15,6 juta) rata-rata, dan sekitar US $ 760 (Rp 6,6 juta) untuk termiskin 20% dari populasi (BMI 2011).  

Bahkan untuk 20% terkaya, yang menghabiskan rata-rata US $ 3.900 (Rp 33,8 juta) per tahun, biaya PC mewakili sekitar 10% dari total pengeluaran tahunan mereka.

Selain itu, bandwidth yang terbatas yang tersedia untuk ponsel membatasi berbagai aplikasi yang telah diadopsi oleh Indonesia. Bandwidth juga membatasi potensi untuk iklan, yang merupakan sumber penting pendapatan untuk banyak konten web yang disediakan di negara maju. Khas rencana mobile Internet menawarkan download 500MB per bulan seharga Rp 50.000. Kecepatan download untuk warnet adalah sekitar 384Kbps.
Distribusi infrastruktur di seluruh nusantara juga membatasi laju adopsi internet. Akses macam-macam mulai dari kabel dan nirkbael disediakan di kota-kota besar,namun tidak merata ke tempat lain. Beberapa daerah hanya dapat mengakses jangkauan satelit mobile yang kurang dapat diandalkan dan ada yang sama sekali tidak terjangkau. Menonjolkan kesenjangan geografis, ada perbedaan yang jelas antara penggunaan Internet perkotaan dan regional. Pada tahun 2010, 5,1% rumah tangga perkotaan memiliki akses internet di rumah, tetapi hanya 0,5% rumah tangga pedesaan memiliki akses rumah (ITU 2011).
Jakarta adalah yang terdepan dalam hal penggunaan internet, dengan pusat-pusat kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan sedikit di Sulawesi. Di luar pusat-pusat tersebut, penggunaan internet lebih sederhana. Proyek Palapa Ring direncanakan adalah tulang punggung Internet dan infrastruktur komunikasi untuk semua pulau-pulau besar dan sekarang hampir selesai.

Semoga saja,internet di Indonesia semakin maju!




0 comments:

Posting Komentar